Zaman Kebudayaan Modern

zaman kebudayaan manusia modern

Posted on 

ILMU BUDAYA DASAR
“ZAMAN KEBUDAYAAN MANUSIA MODERN”

Zaman modern 
Zaman modern biasanya merujuk pada tahun-tahun setelah 1500. Tahun tersebut ditandai dengan runtuhnya Kekaisaran Romawi Timur, penemuan Amerika oleh Christopher Columbus, dimulainya Zeitgeist dan reformasi gerejaoleh Martin Luther.
Masa modern ditandai dengan perkembangan pesat di bidang ilmu pengetahuan, politik, dan teknologi. Dari akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, seni modern, politik, iptek, dan budaya tak hanya mendominasi Eropa Barat dan Amerika Utara, namun juga hampir setiap jengkal daerah di dunia. Termasuk berbagai macam pemikiran yang pro maupun yang kontra terhadap dunia Barat. Peperangan brutal dan masalah lain dari masa ini, banyak diakibatkan dari pertumbuhan yang cepat, dan hubungan antara hilangnya kekuatan norma agama dan etika tradisional. Hal ini menimbulkan banyak reaksi terhadap perkembangan modern. Optimisme dan kepercayaan dalam proses yang berjalan di tempat telah dikritik oleh pascamodernisme sementara dominasi Eropa Barat dan Amerika Utara atas benua lain telah dikritik oleh teori pascakolonial.
Contoh-contoh menurut unsur-unsur kebudayaan :
1.Bahasa, terdiri dari bahasa lisan, bahasa tertulis, dan naskah kuno.
2.Sistem Pengetahuan, meliputi teknologi dan kepandaian dalam hal tertentu, misalnya pada masyarakat petani ada pengetahuan masa tanam, alat pertanian yang sesuai lahan, pengetahuan yang menentukan proses pengolahan lahan.
3.Organisasi Sosial, yaitu cara-cara perilaku manusia yang terorganisir secara sosial meliputi sistem kekerabatan, sistem komunitas, sistem pelapisan sosial, dan sistem politik.
4.Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi, yaitu alat-alat produksi, senjata, peralatan distribusi dan transportasi, peralatan komunikasi, peralatan konsumsi, pakaian dan perlengkapannya, makanan dan minuman, peralatan perlindungan atau istirahat
5.Sistem Mata Pencaharian Hidup, yaitu dari nomaden menganut foodgathering, semi producing, food producing hingga industri. Misalnya perburuan, perladangan, perkebunan, pertanian, peternakan, perdagangan dan industri
6.Sistem Religi, yaitu adanya keyakinan dan gagasan tentang Tuhan, dewa-dewa, ruh-ruh halus, dan tempat terakhir manusia hidup, yakni surga dan neraka.
7.Kesenian, yaitu gagasan, dongeng, dan penciptaan lain berupa seni-seni mengukir.






Kebudayaan Modern
–       SEJARAH MUNCULNYA MODERNISME

Pertama, Eropa klasik. Pada masa ini Eropa adalah suatu kawasan yang didominasi oleh peradaban Yunani (abad ke-8 SM sampai abad ke-6 SM) dan Romawi Kuno (abad ke-10 SM sampai abad ke-5 M). Masyarakat Yunani kuno mewariskan ilmu filsafat yang menekankan pada rasionalitas, demokratisasi, dan logika berpikir bebas. Sementara peradaban Romawi kuno, telah meletakkan dasar-dasar kenegaraan dan peradaban modern bagi bangsa Eropa saat ini.
Kedua, Eropa pertengahan. Dimulai saat jatuhnya Romawi Barat yang kemudian dipersatukan kembali oleh Raja Charlemagne dari Franka pada abad ke-5 M sampai jatuhnya Konstatinopel di Romawi Timur di abad ke-14 M. Pada masa pertengahan ini, pengaruh agama Kristen sangat dominan dan menancapkan kekuasaan di semua sektor kehidupan, termasuk pemerintahan. Karenanya, masa ini disebut dengan masa kegelapan (the dark age) bagi bangsa Eropa. Agama menjadi corong kekuasaan dan membelenggu kreativitas akal pikir manusia. Gereja serta para pendeta mengawasi pemikiran masyarakat disemua ranah kehidupan, termasuk urusan politik.
Ketiga, Eropa modern atau zaman modern. Pada masa ini lahir sebuah gerakan yang sering disebut dengan dengan gerakan “renaisans”. Renaisans yaitu kembalinya budaya Yunani kuno dan Romawi kuno yang merupakan benih zaman modern. Gerakan renaisans dipelopori oleh para humanis . gerakan renaisans merupakan titik tolak kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan.
Gerakan lain yang mempengaruhi zaman modern adalah gerakan “aufklarung” yang muncul di abad ke-18. Zaman ini disebut “pencerahan” karena tergantikannya “iman yang membeleggu” dengan keunggulan rasio yang diyakini mampu membawa manusia pada kebenaran dan kebahagiaan hidup.

–       KONSEP MANUSIA MODERN

Materialisme merupakan paham atau aliran yang menanggap bahwa duniaini tidak ada selalin materi nature (alam ). Ciri khas materialisme adalah bahwa yang terpenting dari manusia bukanlah pada akal atau ruh ,melainkan pada dimensi  usahanya.Materialisme adalah paham dalam filsafat yang menyatakan bahwa hal yang dapat dikatakan benar- benar ada adalah materi . Materialisme memandang manusia tak lebih dari kumpulan materi , tubuh atau daging semata, serta menafikan keberadaan ruh atau jiwa sebagaimana dikenal dalam islam.
Rasionalisme adalah paham filsafat yang menyatakan bahwa akal adalah alat terpenting untuk memperoleh pengetahuan. Pengertian rasionalisme adalah doktrin filsafat yang menyatakan bahwa kebenaran ditentukan melalui pembuktian, logika, dan analisis yang berdasarkan fakta, daripada melalui iman, dogma, atau ajaran agama.
Empirisme adalah aliran filsafat yang menyatakan bahwa pengetahuan manusia didapatkan dari sesuatu yang dapat dilihat, sesuatu yang nyata.
Hedonisme adalah pandangan hidup yang menganggap bahwa kesenangan dan kenikmatan materi adalah tujuan utama hidup. Bagi para penganut paham ini, bersenang-senang, pesta-pora, merupakan tujuan utama hidup, entah itu menyenangkan bagi orang lain atau tidak. Karena mereka beranggapan hidup ini hanya sekali, sehingga mereka merasa ingin menikmati hidup senikmat-nikmatnya.

–       PENGARUH MODERNISME TERHADAP MANUSIA

Bicara modernisasi tak terlepas dari pembicaraan sekularisme, yakni segala upaya untuk membungkam dan mengenyampingkan peran dan nilai-nilai agama dari ruang publik, sehingga peran dan nilai-nilai itu hanya diserahkan kepada masing-masing individu, bahkan pada titik yang paling ekstrim menolak adanya Tuhan. Menurut Naquid Al-Attas, adalah pembebasan manusia dari agama dan kemudian metafisika atau pembebasan alam dari nada-nada keagamaan.


Proses akulturasi di Negara-negara berkembang tampaknya beralir secara simpang siur, dipercepat oleh usul-usul radikal, dihambat oleh aliran kolot, tersesat dalam ideologi-ideologi, tetapi pada dasarnya dilihat arah induk yang lurus: ”the things of humanity all humanity enjoys”. Terdapatlah arus pokok yang dengan spontan menerima unsur-unsur kebudayaan internasional yang jelas menguntungkan secara positif.
Akan tetapi pada refleksi dan dalam usaha merumuskannya kerap kali timbul reaksi, karena kategori berpikir belum mendamaikan diri dengan suasana baru atau penataran asing. Taraf-taraf akulturasi dengan kebudayaan Barat pada permulaan masih dapat diperbedakan, kemudian menjadi overlapping satu kepada yang lain sampai pluralitas, taraf, tingkat dan aliran timbul yang serentak. Kebudayaan Barat mempengaruhi masyarakat Indonesia, lapis demi lapis, makin lama makin luas lagi dalam (Bakker; 1984).
Apakah kebudayaan Barat modern semua buruk dan akan mengerogoti Kebudayaan Nasional yang telah ada? Oleh karena itu, kita perlu merumuskan definisi yang jelas tentang Kebudayaan Barat Modern. Menurut para ahli kebudayaan modern dibedakan menjadi tiga macam yaitu:
A. Kebudayaan Teknologi Modern
Pertama kita harus membedakan antara Kebudayan Barat Modern dan Kebudayaan Teknologis Modern. Kebudayaan Teknologis Modern merupakan anak Kebudayaan Barat. Akan tetapi, meskipun Kebudayaan Teknologis Modern jelas sekali ikut menentukan wujud Kebudayaan Barat, anak itu sudah menjadi dewasa dan sekarang memperoleh semakin banyak masukan non-Barat, misalnya dari Jepang.
Kebudayaan Tekonologis Modern merupakan sesuatu yang kompleks. Penyataan-penyataan simplistik, begitu pula penilaian-penilaian hitam putih hanya akan menunjukkan kekurangcanggihan pikiran. Kebudayaan itu kelihatan bukan hanya dalam sains dan teknologi, melainkan dalam kedudukan dominan yang diambil oleh hasil-hasil sains dan teknologi dalam hidup masyarakat: media komunikasi, sarana mobilitas fisik dan angkutan, segala macam peralatan rumah tangga serta persenjataan modern. Hampir semua produk kebutuhan hidup sehari-hari sudah melibatkan teknologi modern dalam pembuatannya.
Kebudayaan Teknologis Modern itu kontradiktif. Dalam arti tertentu dia bebas nilai, netral. Bisa dipakai atau tidak. Pemakaiannya tidak mempunyai implikasi ideologis atau keagamaan. Seorang Sekularis dan Ateis, Kristen Liberal, Budhis, Islam Modernis atau Islam Fundamentalis, bahkan segala macam aliran New Age dan para normal dapat dan mau memakainya, tanpa mengkompromikan keyakinan atau kepercayaan mereka masing-masing. Kebudayaan Teknologis Modern secara mencolok bersifat instumental.
B.Kebudayaan Modern Tiruan
Dari kebudayaan Teknologis Modern perlu dibedakan sesuatu yang mau saya sebut sebagai Kebudayaan Modern Tiruan. Kebudayaan Modern Tiruan itu terwujud dalam lingkungan yang tampaknya mencerminkan kegemerlapan teknologi tinggi dan kemodernan, tetapi sebenarnya hanya mencakup pemilikan simbol-simbol lahiriah saja, misalnya kebudayaan lapangan terbang internasional, kebudayaan supermarket (mall), dan kebudayaan Kentucky Fried Chicken (KFC).
Di lapangan terbang internasional orang dikelilingi oleh hasil teknologi tinggi, ia bergerak dalam dunia buatan: tangga berjalan, duty free shop dengan tawaran hal-hal yang kelihatan mentereng dan modern, meskipun sebenarnya tidak dibutuhkan, suasana non-real kabin pesawat terbang; semuanya artifisial, semuanya di seluruh dunia sama, tak ada hubungan batin.
Kebudayaan Modern Tiruan hidup dari ilusi, bahwa asal orang bersentuhan dengan hasil-hasil teknologi modern, ia menjadi manusia modern. Padahal dunia artifisial itu tidak menyumbangkan sesuatu apapun terhadap identitas kita. Identitas kita malahan semakin kosong karena kita semakin membiarkan diri dikemudikan. Selera kita, kelakuan kita, pilihan pakaian, rasa kagum dan penilaian kita semakin dimanipulasi, semakin kita tidak memiliki diri sendiri. Itulah sebabnya kebudayaan ini tidak nyata, melainkan tiruan, blasteran.
Anak Kebudayaan Modern Tiruan ini adalah Konsumerisme: orang ketagihan membeli, bukan karena ia membutuhkan, atau ingin menikmati apa yang dibeli, melainkan demi membelinya sendiri. Kebudayaan Modern Blateran ini, bahkan membuat kita kehilangan kemampuan untuk menikmati sesuatu dengan sungguh-sungguh. Konsumerisme berarti kita ingin memiliki sesuatu, akan tetapi kita semakin tidak mampu lagi menikmatinya. Orang makan di KFC bukan karena ayam di situ lebih enak rasanya, melainkan karena fast food dianggap gayanya manusia yang trendy, dan trendy adalah modern.
C.Kebudayaan-Kebudayaan Barat
Kita keliru apabila budaya blastern kita samakan dengan Kebudayaan Barat Modern. Kebudayaan Blastern itu memang produk Kebudayaan Barat, tetapi bukan hatinya, bukan pusatnya dan bukan kunci vitalitasnya. Ia mengancam Kebudayaan Barat, seperti ia mengancam identitas kebudayaan lain, akan tetapi ia belum mencaploknya. Italia, Perancis, spayol, Jerman, bahkan barangkali juga Amerika Serikat masih mempertahankan kebudayaan khas mereka masing-masing. Meskipun di mana-mana orang minum Coca Cola, kebudayaan itu belum menjadi Kebudayaan Coca Cola.
Orang yang sekadar tersenggol sedikit dengan kebudayaan Barat palsu itu, dengan demikian belum mesti menjadi orang modern. Ia juga belum akan mengerti bagaimana orang Barat menilai, apa cita-citanya tentang pergaulan, apa selera estetik dan cita rasanya, apakah keyakinan-keyakinan moral dan religiusnya, apakah paham tanggung jawabnya (Suseno; 1992).

MuhdFauzan

Baru belajar, maklum :D.

No comments:

Post a Comment